PERAN BK DALAM MENGATASI
RASA MALAS PADA ANAK
Kronologi
Dalam kehidupan Perkembangan anak tidak
selalu lurus dan terarah, ada kalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama
sekali. Dalam situasi seperti itu mereka perlu mendapatkan bantuan atau
bimbingan. Karena jika masalah tersebut tidak segera ditangani maka akan
menjalar lebih luas seperti memusingkan orang tua, masyarakat, mengganggu
stabilitas sosial serta menghambat tujuan pendidikan.
Masalah yang paling utama adalah dalam
aspek pendidikan anak tersebut, Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan
individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya agar mencapai pribadi
yang bermutu. Akan tetapi dalam praktiknya banyak terjadi masalah atau kendala
yang dialami oleh siswa dalam proses pendidikannya. Ada siswa yang dapat
menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami
kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam
belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Faktor utama yang paling banyak kita
temukan atau jumpai adalah faktor kemalasan dari individu anak tersebut.
Malas adalah sebuah
rasa menurunnya semangat kejiwaan dalam keinginan yang positif yang di
reflesikan dalam gerak tubuh untuk melakukan aktifitas rohani atau jasmani dan
merupakan masalah yang pada umumnya dialami oleh para siswa disekolah maupun
dirumah. Hal ini harus dapat diatasi oleh orangtua dirumah serta dengan bantuan
dari guru disekolah.
Faktor-Faktor
Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan belajar ini merupakan suatu
gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru
bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami
manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar
dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab
timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu :
1) Faktor-faktor Internal (
faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri ), antara lain:
•
Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat
bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi,
asma, dan sebagainya ).
•
Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ),
pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung
kurang.
• Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri
(maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta
ketidakmatangan emosi.
•
Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang
perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering
bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2) Faktor Eksternal (
faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu :
a). Sekolah, antara lain :
·
Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
·
Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
·
Metode mengajar yang kurang memadai
·
Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
b). Keluarga (rumah), antara lain :
·
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
·
Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
·
Keadaan ekonomi.
Penyelesaian
Kasus Rasa Malas
Pada tahap ini seorang pembimbing
diharapkan membantu siswa yang menghadapi permasalahan bisa menghilangkan atau
menyingkirkan kesulitan yang dihadapinya. Bantuan yang diberikan kepada siswa
berupa cara untuk menghilangkan kesulitan sesuai dengan sebab-sebab yang
melatar belakangi kenapa siswa itu menampilkan tingkah laku atau hasil yang
seperti yang pembimbing ketahui. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
konselor untuk menangani Penyebab utama dari kesulitan belajar yaitu rasa
malas, adalah sebagai berikut:
1) Memberi
Sentuhan pada Titik Peka Anak
Sebagai orang tua sekaligus sebagai
pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh titik peka
anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian
anak. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak.
Dengan demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan
senang dan gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada
akhirnya aanak akan menerima pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan proses
belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan menurut daya nalarnya).
Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan kegiatan
belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran anda untuk melakukan
pendekatan kepada anak.
2) Membangkitkan
Nilai Plus Anak
Satu pengharapan orang tua tentunya
menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas
inisiatif, kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu
kesadaran kebutuhannya untuk mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin
menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari yang lainnya.
Untuk menyentuh perasaan atau keinginan
bawah sadar anak agar dirinya merasa “tertantang” untuk berbuat
sesuatu/melakukan sesuatu yang positif, anda dapat mengambil contoh dari tokoh
film herois dan tokh dunia yang sukses. Anda dapat mengungkapkan, bahwa untuk
menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar
yang baik, tahu apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang
dipelajari, sehingga tertanam pemahaman belajar yang bukan asal belajar.
3) Mengembangkan
Cita-Cita Anak
Anda
harus berperan aktif untuk mendorong anak agar memiliki cita-cita hidup sesuai
dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya. Cita-cita anak selalu
berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Anda dapat memberi
contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan
dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa drinya. Dengan terpatrinya sebuah
cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi instrinsik
pad adiri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan
perencanaan belajarnya
4) Mengembangkan
Tujuan Belajar
Agar
anak mengetahui mafaat dan arah yang dipelajarinya, biasakan akan belajar
dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena anak
mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya.
Anak pun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.
5) Mengembangkan
Cara-Cara Belajar yang Baik pada Anak
Gairah
belajar anak akan tumbuh jika dirinya mengetahui bagaimana cara belajar yang
efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, anda perlu membekali
anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. kita dapat
mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan
teknik belajar yang baik, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan
pencapaian tujuan belajar.
6) Mengembangkan
rasa percaya diri anak
Sudah
tentu menjadi suatu keharusan bagi anda untuk bisa membangkitkan dan memupuk
rasa percaya diri anak sedini mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi
yang besar bagi anak untuk memusatkan perhatian pada pelajarannya. Dengan
adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat “dia mampu berbuat atau
melakukan”. Sesuatu yang sulit dalam pelajaran mejadi tantangan untuk
ditaklukkan dan utnuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan
gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar.
Kreativitas dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara
mengatasi kesulitan.
Dengan adanya peranan dan bimbingan
terserbut diharapkan semua persoalan yang dihadapi anak didik dalam masalah
kesulitan belajar karena rasa malas dapat diantisipasi sedini mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar